Minggu, 12 Desember 2010

Gunung Pancar Retak?

Gunung Pancar Retak?
Laporan wartawan KOMPAS Ratih P Sudarsono

Kosim
Kepala Desa Karangtengah Suhandi Widyapranata (bertopi biru) saat bersama sejumlah warganya meninjau retakan di Gunung Pancar, Sabtu lalu. Di depannya adalah salah satu titik retakan itu.

BOGOR, KOMPAS.com - Lereng Gunung Pancar Bogor Jawa Barat, di bagian selatan diduga retak horizontal sepanjang 300 meter. Lebar retakan mencapai 1,5 meter dengan kedalaman ada yang sampai tiga meter.

Warga Desa Karangtengah, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, khawatir akan terjadi bencana akibat retakan itu. "Kalau retakan itu sampai longsor, karena sekarang hujannya makin banyak, materialnya bisa membendung Sungai Cikeruh dan ke Kampung Muara dan Kampung Tegal Luhur di Desa Bojongkoneng. Gunungnya memang ada di Karangtengah," kata Kepala Desa Karangtengah Suhandi Widyapratama, di rumahnya, di Kampung Cimandala, Desa Karangtengah, Minggu (12/12/2010).

Ia menuturkan, pihaknya menerima laporan dari warga mengenai retakan di lereng gunung itu sejak pekan lalu. Warga melaporkan, retakan itu mencapai 300 meter. Padahal, dahulunya tidak panjang dan celahnya kecil.

Karena makin banyak warga yang melapor dan merasa khawatir, ia pun melakukan pendakian ke gunung tersebut pada Sabtu, bersama tiga staf dan sejumlah tokoh agama dan masyarakat.

Ternyata, lanjut Suhandi, laporan warga tersebut benar. Namun, timnya kemarin hanya mampu menelusuri sejauh/sepanjang 50 meter. "Sebab, lereng gunung itu curam dan licin. Saat itu juga hujan turun. Untuk mencapai ke lokasi itu, kita harus jalan menanjak terus dan memakan waktu 1,5 jam sampai dua jam. Kalau warga di sini yang biasa naik gunung, cuma perlu waktu satu jam," katanya.

Berdasarkan pengamatannya, lebar celah retakan itu mulai dari lima cm sampai 1,5 meter. "Kedalamannya beragam. Kalau yang celahnya kecil, dalamnya gak kelihatan. Kalau yang lebar, dasar celahnya kelihatan. Kami perkirakan ada yang sampai 3 meter. Ada juga yang celahnya besar dan dalamnya cetek, karena sudah tertimbul lagi dengan bebatuan dan ditumbuhi semak belukar," katanya.

Suhandi berencana akan melaporkan temuan retakan di Gunung Pancar itu kepada camat dan bupati Senin ini. Harapannya, laporan tersebut ditindaklanjuti para pimpinannya dengan mengirim ahli-ahli geologi untuk meneliti retakan tersebut. Harapannya, para ahli itu nantinya dapat memberi kepastian apakah retakan ittu berbahaya atau tidak. Kalau berpotensi longsor, dapat pula memberi solusi cara mengatasi retakan itu agar tidak longsor dan menimbulkan bencana.

Ia menambahkan, warga, staf desa, dan para tokoh masyarakat hanya bisa melakukan pencegahan terjadinya longsor dan bencana secara spiritual, karena tidak mempunyai kemampuan teknis untuk menutup celah retakan gunung. Langkah sepiritual tersebut, ada yang berupa melaksanakan ziarah ke makam keramat Mbah Putih (Pangeran Suci) yang berada di puncak Gunung Pancar.

"Kami juga bersama tokoh agama melaksanakan zikir akbar setiap malam sejak Jumat lalu. Zikir akbar ini kami laksanakan di masjid. Yang tidak dapat datang ke masjid, melaksanakannya di rumah masing-masing. Tujuannya, kami memohon kepada Allah agar tidak terjadi longsor dan bencana di sini," kata Suhandi.

Beberapa warga desa yang ditanya mengenai retakan di Gunung Pancar, membenarkan adanya retakan itu. Retakannya sudah lama, tapi dulu kecil. Sekarang makin besar. Sekarang ada zikir akbar agar tidak jadi longsor, kata Aep, warga Kampung Karangtengah Kidul.

Ace warga yang lain mengatakan, warga makin khawatir karena enam bulan lalu, kabarnya kuncen makam keramat mendapat mimpi bahwa Mbah Putih menyatakan akan pindah dari puncak Gunung Pancar. " Kalau Mbah Putih pergi, Gunung Pancar akan runtuh. Sekarang warga mendapatkan retakan gunung makin lebar. Banyak yang percaya, itu tanda-tanda gunung akan runtuh dan meletus. Gunung Pancar itu gunung aktif, cuma kecil," kata dia. sumber: kompas.com

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Rezi Makatigo Inc | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost